Dua inovator asal Gunung Kidul membudidayakan cacing tanah untuk berbagai keperluan. Tak hanya menyuburkan tanah, cacing bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, penyediaan pupuk kompos hingga obat penyakit tipus.
Gagasan untuk berternak cacing tanah ini muncul ketika Adhita Sri Prabakusuma dan Artina Prastiwi mengetahui kesulitan penduduk Gunung Kidul mencari pakan ikan yang sanggup menggemukkan badan ikan. Tepung ikan yang selama ini menjadi pakan utama ternyata hanya mengandung protein 50 persen.
Keduanya menemukan bahwa cacing tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi yaitu mencapai 76 persen. Binatang ini juga dikenal sebagai santapan lezat bagi ikan.
"Kami berpikir kenapa tidak memberikan cacing tanah sebagai pakan ikan," ujar Adhita kepada wartawan saat di jumpai di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu, 30 November 2011.
Mereka mencari cara agar bisa menghasilkan cacing dalam jumlah besar. Pilihan pun jatuh pada sampah sebagai medium pembiakan cacing.
Percobaan dilakukan dengan meletakkan cacing di dasar kotak sampah dan memeriksa hasilnya beberapa hari kemudian. Benar saja, cacing berkembang baik di medium sampah.
Untungnya lagi, selain mendapatkan cacing tanah dalam jumlah besar, sampah yang terdegradasi alami berubah menjadi material vermikompos yang mengandung 13,88 persen humus dan 1,68 persen nitrogen. Material melampaui batas subur yang diharapkan pada standar nasional.
"Vermikompos ini sangat lebih subur dari material pupuk kompos kebanyakan," tambah dia.
Kini, harga cacing melonjak di daerah tersebut. Setiap kilogram cacing dihargai sebesar Rp 166 ribu. Harga dan permintaan yang tinggi membuat warga berlomba-lomba berternak cacing. Padahal, awalnya warga menjauhi pekerjaan ini dan menyebutnya sebagai sesuatu yang menjijikkan dan kotor.
Adhita punya trik jika warga ingin meningkatkan produksi cacing. Caranya dengan memakai medium pembiakan tertentu seperti kotoran kerbau, batang pisang lapuk, ampas tahu, dan bubuk kayu.
Cacing tanah ternyata memiliki kegunaan lain. Binatang ini dikenal bisa dipakai sebagai penyembuh penyakit tipus. Caranya, dengan mengeringkan cacing dan menumbuknya hingga halus. Hasil tumbukan kemudian dimasukkan ke dalam kapsul lalu dimakan.
Menurut Adhita, penderita yang mengkonsumsi kapsul berisi cacing tanah bisa sembuh dari demam yang menyertai penyakit tipus dalam waktu satu hari.
"Jadi ada tiga kegunaan dalam sekali berternak cacing," ujar dia.
Inovasi yang diciptakan kedua inovator ini membuat mereka terpilih sebagai pemenang dalam lomba Greennovation Award 2011 yang diadakan oleh BPPT.
Sumber : http://akbarjayafarm.blogspot.com/2015/01/banyak-keuntungan-dengan-ternak-cacing.html
No comments:
Post a Comment