A. PENDAHULUAN
Panen dan penanganan pasca panen merupakan kegiatan akhir dari proses budidaya jamur. Pemanenan sangat berpengaruh terhadap kualitas jamur yang dipanen, termasuk didalamnya adalah kualitas dan daya tahan jamur yang dipanen. Teknik panen yang kurang baik bahkan dapat mengakibatkan kerusakan media tumbuh jamur yang pada akhirnya mengurangi produktivitas jamur yang dihasilkan.
Penanganan jamur setelah panen dapat mempengaruhi kualitas jamur, bila penanganan pasca panen kurang baik biasanya kualitas jamur kurang baik. Contoh penanganan pasca panen yang kurang baik adalah pengemasan dan penyimpanan yang kuran baik sehingga penampilan jamur menjadi tidak menarik, bahkan cenderung rusak.
B. PANEN
Panen jamur pada satu media tanam dapat dilakukan beberapa kali. Media tanam jamur dengan ukuran± 800 gram dapat panen selama 4-5 kali. Jarak waktu antara panen pertama dan kedua secara umum terjadi antara 7-14 hari. Namun demikian kecepatan pertumbuhan tersebut juga sangat dipengaruhi konisi lingkungan tempat pertumbuhan jamur yang digunakan. Kegiatan pemanenan sangat menentukan kualitas jamur yang dihasilkan. Oleh karena itu dalam pemanenan perlu memperhatikan beberapa hal antara lain penentuan saat panen dan teknik pemanenan itu sendiri.
Pemanenan dilakukan pada saat jamur mencapai pertumbuhan yang optimal, yakni ukurannya cukup besar, tetapi tudungnya belum mekar penuh (ditandai pada bagian pinggir tudung jamur masih terlihat utuh/belum pecah-pecah). Ukuran diameter jamur yang siap dipanen rata-rata mencapai 5-10 cm. Pemanenan biayanya dilakukan 3-5 hari setelah calon jamur mulai tumbuh. Waktu pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar kesegaran jamur dapat dipertahankan, dan untuk mempermudah dalam pemasarannya. Namun demikian pemanenen dapat juga dilakukan pada waktu yang lain sesuai dengan kebutuhan pasar.
Gambar Jamur siap panen.
Pemanenan jamur dilakukan dengan teknik/cara mencabut seluruh tanaman jamur yang ada. Pemanenan tidak dapat dilakukan dengan memotong bagian/cabang jamur yang berukuran besar saja, sebab sisa jamur yang ditinggalkan tersebut tidak akan tumbuh menjadi besar, bahkan akan layu/mati. Hal ini disebabkan pada satu tanaman mempunyai stadia tumbuh yang sama. Pencabutan tanaman sampai ke akarnya dimaksudkan untuk menghindari adanya sisa akar atau batang tertinggal, sehingga dapat merusak media (media menjadi busuk) yang dapat berakibat merusak pertumbuhan jamur selanjutnya.
Jamur yang telah dipanen (dicabut), pada bagian akarnya masih banyak menempel kotoran berupa serbuk kayu (media tumbuh), sehingga pada bagian akar tersebut harus dibersihkan dengan memotong bagian tersebut dengan menggunakan pisau yang bersih (lebih baik pisau stainless steel). Dengan cara tersebut, disamping kebersihan jamur lebih terjaga, daya simpan jamur menjadi lebih lama. Pemotongan bagian jamur tidak perlu dipotong pada setiap cabang-cabangnya, sebab apabila hal tersebut dilakukan akan memacu tingkat kerusakan jamur, seperti cepat layu atau cepat busuk.
Gambar Pemanenan jamur dengan cara mencabut
C. PENANGANAN PASCA PANEN
Pemasaran jamur dapat dilakukan dengan menggunakan kemasan (biasanya menggunakan cawan styrofoam dan ditutup dengan plastik film) atau tanpa kemasan. Apabila jamur tersebut dijual dengan kemasan, masalah transportasi dalam pemasaran tidak begitu bermasalah. Akan tetapi bila pemasaran dilakukan tanpa kemasan, apabila lokasi pasar cukup jauh maka dalam pemasarannya perlu wadah yang terlindung dari sinar matahari tetapi mempunyai aerasi yang cukup. Oleh karena itu apabila pemasaran dilakukan dalam jumlah besar dan jauh, hendaknya menggunakan kendaraan yang dilengkapi dengan pendingin.
Sumber:---http://akbarjayafarm.blogspot.com/2015/01/tips-panen-dan-penanganan-pasca-panen.html
No comments:
Post a Comment